Archive for the ‘syukur’ Tag

Mengambil risiko   Leave a comment

Perhitungan tidak tepat, asumsi meleset, prediksi kurang cermat, pengamatan yang terlambat.

Itulah evaluasi semester satu, pola pembelajaran, model dan selera penilaian, ternyata jauh berbeda dengan yang selama ini saya tempuh di Indonesia. Sebagai contoh, dengan isi yang sama paper satu lembar dengan nama kita yang dipaksa-paksain masuk di ujung kanan atau kiri halaman akan lebih dihargai dari pada paper 3 lembar yang ditulis dengan rapi dan ada cover yang jelas mencantumkan nama kita plus siapa dosennya dll, Indonesia banget :D, karena itu berarti kita mendukung go green, hehe sayah baru tahu evaluasi ini.

So, satu-satunya pilihan untuk mengejar target nilai (walaupun nilai bukan tujuan utama pendidikan, hehehe, sepertinya tetap layak diperjuangkan), adalah mengambil semua mata kuliah tidak wajib yang tersisa, dengan harapan dapat meng”katrol” nilai yang kurang, tentunya tidak tanpa perhitungan. Satu sisi risikonya adalah jika nilai mata kuliah tersebut jatuh, maka habislah sudah, nilai akumulatif juga akan turun. Pertaruhan benar.

Tapi, inilah kehidupan, pilihan dan pilihan akan selalu ada, apapun itu, mengambil sesuatu yang membuat saya merasa lebih hidup  adalah bentuk kesyukuran.

Tuhan, Terimakasih.

Posted March 3, 2011 by masfiah in Hati, Jejak, Uncategorized

Tagged with , , , , ,

Tanpa Judul   2 comments

H-1

Ibu sedang menata berbagai kebutuhanku dalam koper besar, hampir sebesar tubuhku mungkin. Mulai dari baju, buku-buku, sampai berbagai makanan kesukaanku dan beberapa keperluan sehari-hari yang memungkinkan untuk saya bisa bertahan hidup sekitar satu bulan, menyiasati adaptasi terhadap lingkungan baru. Saya biarkan dia melakukan semuanya, karena saya tahu dia pasti ingin menjadi orang yang benar-benar ada untuk kesekian kalinya setiap saya akan pergi jauh. Dan akupun mungkin akan melakukan hal yang sama suatu hari nanti. Dalam sinar kebahagian matanya, saya tahu malam ini pasti dia sangat sedih juga. Aku bermanja di pundaknya, supaya dia merasakan kembali, aku masih putrinya yang kecil, yang tergantung padanya, yang menunggu sarapan sebelum berangkat sekolah.

Malam ini seperti sebuah mimpi, malam yang selalu aku tunggu-tunggu. Entah kenapa, mungkin terinspirasi film drama korea ” Coffe Prince”, ketika dia packing sebelum berangkat belajar keluar negeri. Saat kau packing sebelum berangkat untuk sebuah mimpi, seperti saat kau memasuki sebuah pintu. Aku membuka kembali kertas A4 sederhana itu, kertas yang aku buat entah berapa tahun yang lalu, berisi coretan-coretan tertata. Aku melihatnya kembali, tangga kedua setelah aku lulus S1, “Master Degree Program in Abroad”, aku tersenyum simpul. Rabbi.

H- dua bulan (+/-)

” Maaf mas saya bisa menyalakan lampunya, darurat ini? ” sapaku kepada teman sebangku dalam bis Semarang – Bandung menuju IDB bandung, satu-satunya official institution yang menggelar test itu dalam minggu ini.

“oiya monggo mbak.” Jawabnya sambil tersenyum, sedikit sungkan saya membuka buku bertuliskan IELTS-Academic Module, satu buku lagi yang rasanya harus saya habiskan sebagai upaya ikhtiar.

Seminggu sebelumnya ada perubahan informasi, pemberitahuan dari pihak kampus mereka membutuhkan official international english grade, IELTS adalah yang lebih memungkinkan, bukan yang saya setorkan.

H- Satu tahun

” Selama ini kumencari-cari….” ringtone Hpku berbunyi.

Ibu : “Fik ada surat dari pak pos ? ” Ibu mengabarkan

Sayah : “dari siapah bu? “, tanyaku, karena sering ada surat untukku yang dialamatkan kerumah, seperti surat pergantian PIN ATM bank, dll, yang sering membuat ibu bingung.

Ibu : “Alamatnya sih dari dari luar negeri kayaknya.”

Sayah : ” buka saja bu, isinya apa? ” tidak berfikir panjang

Ibu : “Haduh, bahasane ndak ngerti ibu, bahasa inggris”.

Sayah : “Oiya, kasihkan ke mas bu, terus suruh bacakan”, sambil tepuk jidat

Ibu : “Opo artine nduk?”

Sayah : ” Ga ketrima bu, beasiswa S2nya”

Ibu : “belum rizki itu, sudah”.

Sayah : ” Iya.”  Satu sudah gugur, semoga masih ada harapan untuk yang lainnya, Amin. (dalam hatiku)

H- lebih dari satu tahun

Scholarship folder, Drive D, “save klik, hmm”, saya bergumam. Rasanya sudah ratusan informasi tentang beasiswa di folder ini, saya rajin mengumpulkannya setengah tahun sebelum saya lulus. Saya print yang kira-kira memungkinkan untuk saya masuki. Ada dua buku TOEFL di meja yang sudah siap menanti, belum sempat saya buka karena masih mengurusi skripsi.

H + 162 hari

Mengingat kembali, rasanya perlu berlipat-lipat perjuangan untuk sebuah mimpi karena DIA ingin menjadikan kita seorang hamba yang bersyukur.

” Hmmm,,” Saya bergumam untuk memulihkan energi kembali, hari ini.

Posted February 20, 2011 by masfiah in Hati, Jejak, Uncategorized

Tagged with , , , ,