Archive for the ‘ibu’ Tag

Tanpa Judul   2 comments

H-1

Ibu sedang menata berbagai kebutuhanku dalam koper besar, hampir sebesar tubuhku mungkin. Mulai dari baju, buku-buku, sampai berbagai makanan kesukaanku dan beberapa keperluan sehari-hari yang memungkinkan untuk saya bisa bertahan hidup sekitar satu bulan, menyiasati adaptasi terhadap lingkungan baru. Saya biarkan dia melakukan semuanya, karena saya tahu dia pasti ingin menjadi orang yang benar-benar ada untuk kesekian kalinya setiap saya akan pergi jauh. Dan akupun mungkin akan melakukan hal yang sama suatu hari nanti. Dalam sinar kebahagian matanya, saya tahu malam ini pasti dia sangat sedih juga. Aku bermanja di pundaknya, supaya dia merasakan kembali, aku masih putrinya yang kecil, yang tergantung padanya, yang menunggu sarapan sebelum berangkat sekolah.

Malam ini seperti sebuah mimpi, malam yang selalu aku tunggu-tunggu. Entah kenapa, mungkin terinspirasi film drama korea ” Coffe Prince”, ketika dia packing sebelum berangkat belajar keluar negeri. Saat kau packing sebelum berangkat untuk sebuah mimpi, seperti saat kau memasuki sebuah pintu. Aku membuka kembali kertas A4 sederhana itu, kertas yang aku buat entah berapa tahun yang lalu, berisi coretan-coretan tertata. Aku melihatnya kembali, tangga kedua setelah aku lulus S1, “Master Degree Program in Abroad”, aku tersenyum simpul. Rabbi.

H- dua bulan (+/-)

” Maaf mas saya bisa menyalakan lampunya, darurat ini? ” sapaku kepada teman sebangku dalam bis Semarang – Bandung menuju IDB bandung, satu-satunya official institution yang menggelar test itu dalam minggu ini.

“oiya monggo mbak.” Jawabnya sambil tersenyum, sedikit sungkan saya membuka buku bertuliskan IELTS-Academic Module, satu buku lagi yang rasanya harus saya habiskan sebagai upaya ikhtiar.

Seminggu sebelumnya ada perubahan informasi, pemberitahuan dari pihak kampus mereka membutuhkan official international english grade, IELTS adalah yang lebih memungkinkan, bukan yang saya setorkan.

H- Satu tahun

” Selama ini kumencari-cari….” ringtone Hpku berbunyi.

Ibu : “Fik ada surat dari pak pos ? ” Ibu mengabarkan

Sayah : “dari siapah bu? “, tanyaku, karena sering ada surat untukku yang dialamatkan kerumah, seperti surat pergantian PIN ATM bank, dll, yang sering membuat ibu bingung.

Ibu : “Alamatnya sih dari dari luar negeri kayaknya.”

Sayah : ” buka saja bu, isinya apa? ” tidak berfikir panjang

Ibu : “Haduh, bahasane ndak ngerti ibu, bahasa inggris”.

Sayah : “Oiya, kasihkan ke mas bu, terus suruh bacakan”, sambil tepuk jidat

Ibu : “Opo artine nduk?”

Sayah : ” Ga ketrima bu, beasiswa S2nya”

Ibu : “belum rizki itu, sudah”.

Sayah : ” Iya.”  Satu sudah gugur, semoga masih ada harapan untuk yang lainnya, Amin. (dalam hatiku)

H- lebih dari satu tahun

Scholarship folder, Drive D, “save klik, hmm”, saya bergumam. Rasanya sudah ratusan informasi tentang beasiswa di folder ini, saya rajin mengumpulkannya setengah tahun sebelum saya lulus. Saya print yang kira-kira memungkinkan untuk saya masuki. Ada dua buku TOEFL di meja yang sudah siap menanti, belum sempat saya buka karena masih mengurusi skripsi.

H + 162 hari

Mengingat kembali, rasanya perlu berlipat-lipat perjuangan untuk sebuah mimpi karena DIA ingin menjadikan kita seorang hamba yang bersyukur.

” Hmmm,,” Saya bergumam untuk memulihkan energi kembali, hari ini.

Posted February 20, 2011 by masfiah in Hati, Jejak, Uncategorized

Tagged with , , , ,

Santapan Nusantara ^_*   2 comments

Finally,,

Setelah menemukan bahan2 yang dibutuhkan (Utama : Terong, n Ikan), Hua-hua aku merasakan masakan ibuku yang super duper khas dan enak itu (heheh, mulai deh, lebay :D). 11-12 Sih, sama masakan mamihQ itu, secara disini kan g lengkap bumbu2nya n peralatannya (cie-cie, pinter banget cari alasannya, bt beneran lho, kagak ade disini yg namanya ulekan, so semua bumbu masuk dalam kondisi irisan, n sulit juga cari rempah seperti kunir, dll/ “emang kunir masuk rempah ya, g yakin deh :D”, atau emang aku g tahu bahasa thai nya kunir jadinya g ketemu deh dipasar :D.

Bener2 ajegile jadi inget rumah. Tapi masakan ini apa ya namanya, kagak ada nama khususnya kayaknya, ato memang saia aja yg g nanya ya 😀 (ngapain aja loe hidup 24 tahun, makan tiap hari, g tahu namanya, “heheheh g tiap hari kalee makannya” ). Simplenya, it’s a sayur lodeh terong-ikan, tidak  ada secret ingredients, you just believe it, it’s special to make it special, cie-cie ala kungfu panda ;).

Untuk prosesnya cukup simple (walaupun aslinya g simple juga sih, seinget gw, pake acara dipanggang juga deh itu ikan sama emak gw, tp krn disini g da pemanggang, jadideh, digoreng aja sebelum dimasukkan ke sayur lodehnya, cat: gorengnya jangan mateng2, supaya dagingnya masih fresh, just untuk ngilangin amis n ngeringin kulit luarnya aja). Untuk bumbunya ada tomat, bame-bapu/nama keren bawang merah n putih :D, lombok, terakhir garam n gula, simple banget khan, hehehe, perasaan emang krn punya bumbu dapurnya cuma itu deh, bumbu andalan, satu paket untuk semua masakan, hixixi kasian banget deh suami gw nanti :D, tenang bung, namanya juga masih usaha nih buat niangkatin keahlian, sumpeh kagak tahu deh siapa loe nanti yg bakalan icip2 masakan gw tiap harinya, haduhh, mulai deh ngelantur kemana.

Pertama semua bumbu diiris, digongso, masukin terongnya ikut digongso dlu, supaya minyaknya nyerep ke dia juga :D, n habis itu tambah air, cipiriliii, jadi deh, oya kelupaan ditambah kara (*Haduuh beruntung banget dapet ni barang, warisan dosen yg S3 disini :D), jangan lupa garamnya diakhir aja, supaya yodiumnya g menguap banyak2, masih inget kan pelajarn SMP, Iod akan menguap cepat, halllah mulai ;), n terakhir gula sebagai penyeimbang rasa, ingat no need “penyedap rasa”, musuh besar itu, hehehe, secara gw kan kesmas :D.

Mudah banget kan, selamat mencoba. Semoga bermanfaat.

Posted February 13, 2011 by masfiah in Hati, Kuliner

Tagged with , , , , ,